Thursday, July 25, 2013

Catatan Calon Dokter: My Story #9

Catatan Calon Dokter: My Story #9: Cerita Semester Empat Assalammu'alaikum wr. wb. Bismillahirrahmanirrahim, akhirnya bisa juga ngeposting lagi di blog ini. Alhamdul...

Wednesday, July 24, 2013

My Story #9

Cerita Semester Empat


Assalammu'alaikum wr. wb.

Bismillahirrahmanirrahim, akhirnya bisa juga ngeposting lagi di blog ini. Alhamdulillah saya sudah selesai semester 4, fiuuuh, leganya, sudah lebih dari separuh perjalanan menuju S.Ked :)

Selama semester 4 di Kedokteran Unsoed, ada 5 blok yang kita pelajari lho. Let's check it out one by one. 

Pertama : Blok Respiration System
Blok pertama dengan 6 SKS ini memberi pengetahuan mengenai segala seluk beluk terkait sistem pernafasan manusia, mulai dari yang normal sampai penyakit dan cara pengobatannya. Blok ini tidak terlalu padat sebenarnya, tetapi ada praktik lapangan (PL) yang cukup menyita perhatian. Sebagai catatan nih, ini adalah blok klinis pertama yang memiliki komponen PL di dalamnya. Nah, di dalam PL blok Respi (begitu kami sering menyingkatnya), mahasiswa diwajibkan mencari satu pasien yang mengidap Tuberculosis Paru (TB Paru) dan melakukan pemeriksaan komprehensif dimana keluarga pasien juga ikut diperiksa. Cukup menegangkan lho, mengingat TB adalah penyakit menular, dan mahasiswa harus melakukan pemeriksaan sputum (dahak) pasien. Tetapi dengan prosedur yang aman, insya Allah semua berjalan lancar, dan alhamdulillah terbukti lancar. Menjadi suatu pelajaran bagi kami, bahwa dengan niat yang baik dan berhati-hati, pasien apapun akan menjadi berkah dan dapat diambil berbagai pelajaran dari beliau. Subhanallah :) Alhamdulillah blok ini berhasil saya lewati dengan lancar, berkat bantuan dari Allah dan dukungan dari banyak pihak, sehingga bisa mendapatkan nilai A bersama dua orang sahabat lainnya.

Kedua : Blok Cardiovascular System
Yeah, blok kedua di semester ini membahas tentang jantung dan pembuluh darah. Blok dengan 5 SKS ini menuntut pemahaman yang tinggi lho, karena mahasiswa wajib menggunakan logikanya untuk merunut berbagai peristiwa di sistem tubuh manusia yang satu ini. Hmm, sebenarnya sih, bukan hanya blok ini yang butuh permainan logika, namun blok inilah yang sebenarnya bisa menjadi sangat mudah kalau saja logika dan pemahaman kita akan fisiologi jantung cukup kuat. Ada salah seorang dosen di blok ini yang menjadi idaman teman-teman perempuan di kelas kami, hahaha.. Beliau masih muda, sudah spesialis, cara mengajarnya kece badai dan pastinya ganteng (katanya). Menurut saya sih, selama ada orang yang cerdas pasti akan terlihat lebih menarik dan kadar kegantengan-nya meningkat. Nah, beliau ini salah satu sosok yang inspiratif bagi saya pribadi. Selalu bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan kami dengan cara berpikir yang simple tetapi dapet banget. Luar biasa. Blok ini tidak ada PL nya, tetapi ujiannya bermacam-macam dan cukup susah. Salah satunya adalah EKG (elektrokardiografi). Itu lho, sandi rumput yang bisa menunjukkan status kelistrikan jantung pasien. Hmmm, untuk mempelajarinya butuh berbagai trik nih, disamping pemahaman dan logika. Harus sering-sering membaca EKG! Membaca di sini bukan berarti membaca buku "saja" tapi benar-benar membaca sandi rumput itu dan menginterpretasikannya. Jujur saja, sampai saat ini kalau dihadapkan dengan EKG belum tentu bisa langsung mudeng, butuh loading agak lama (hiks). Oiya, pengumuman nilai blok yang satu ini cukup mendebarkan lho. Pada waktu pengumuman nilai, ada banyak teman-teman yang mendapatkan C, bahkan tidak ada di angkatan kami yang dapat A. Wah, sudah banyak yang deg-degan nih, dan setelah berkonsultasi dengan dosen, rupanya memang ada satu komponen yang belum dimasukkan ke nilai blok (fiuh untunglah). Alhamdulillah, diadakan revisi nilai, dan ada dua di dalam angkatan kami yang dapat A, serta tidak ada lagi nilai C. Alhamdulillah, Allah swt. begitu baik terhadap saya sehingga bisa menjadi salah satu yang dapat A. Benar-benar penuh perjuangan, hehe...

Ketiga : Blok Digestive System
Naaaaah blok yang satu ini amat sangat menyita pikiran, tenaga, dan segalanya. Terkesan sedikit lebay sih, tapi memang begitulah adanya. Digest (panggilan akrab blok ini) memiliki 6 SKS. Wah, kalau para pembaca tahu jadwalnya, pasti akan berdecak kagum (berharapnya sih begitu :p) karena amat sangat padat setiap harinya. Satu hari tiga kali praktikum pernah terjadi di salah satu gelombang (seingat saya). Praktikumnya sih menyenangkan, cuma karena waktu yang jadi semakin padat, mahasiswa jadi kurang persiapan gitu dan berujung pada pemahaman yang kurang maksimal. Untungnya pemahaman masih bisa dikejar dengan belajar bersama dan berkonsultasi dengan asisten dosen yang ada di hampir semua laboratorium. Alhamdulillah mereka sangat membantu kami dalam belajar :) Blok Digest memiliki banyak sekali komponen penilaian, dan menjadi yang terbanyak di semester 4 ini. Ujiannya sampai 16 kali lho (kalau tidak salah hitung). Luar biasa bukan? Apalagi yang bikin palpitasi (bahasa ilmiahnya deg-degan) adalah kalau ada 1 saja ujian yang tidak lulus, mahasiswa bisa jadi tidak lulus blok dan kehilangan nilai satu blok. Seram? Ya, beginilah adanya, karena sistem pendidikan kami memang seperti ini. Sebenarnya ada maknanya lho, kalau kita mau mencoba memahami. Dokter diharapkan menjadi penolong nyawa manusia, kan? Nah di dalam melakukan praktik kedokteran nanti, kami harus sempurna dalam melaksanakan segala sesuatu, berhati-hati dalam setiap detil, cermat, dan lengkap dalam melaksanakan prosedur. Satu saja prosedur gagal, bisa berujung pada kematian pasien dan berakhir pada ketukan palu hakim dalam kasus malpraktik. Naudzubillah. Untuk itulah dosen-dosen kami selalu menekankan untuk jangan mengejar nilai, tetapi pemahaman dan harus bisa menjadi yang terbaik dengan prinsip fastabiqul khairaat. Walau memang pahit, namun ini adalah cara kami ditempa untuk menjadi lebih baik. Mohon doanya yaaa :) Alhamdulillah walaupun sangat lelah dan mengalami penurunan kebugaran tubuh, hasil akhirnya memuaskan. Banyaknya bantuan dari berbagai pihak saat berjalannya blok, teman-teman dan sahabat yang saling bantu-membantu, dan angkatan yang kompak dan solid, membuat teman-teman kami ada yang meraih nilai A, dua orang. Alhamdulillah, saya salah satunya... Lagi-lagi, Allah swt. memberikan keberuntungan, kemudahan, dan kelancaran bagi saya. Tidak akan mungkin saya bisa meraih nilai tersebut tanpa campur tangan Allah. Semoga ilmu yang diraih kami semua diridhoi oleh Allah swt dan menjadi barokah buat kami, aamiin...

Keempat : Blok CHEM IV
Masih ingat CHEM? Yap, Community Health and Environmental Medicine adalah kepanjangannya. Blok ini (4 SKS) adalah seri terakhir dari  serial CHEM yang kami dapatkan di setiap semester 1 s.d. 4. Kami belajar bagaimana cara mengetahui permasalahan kesehatan yang ada di masyarakat, menentukan prioritas, dan menyusun pemecahan masalah. Tentu saja (seperti biasanya) blok ini dilengkapi PL. Senangnya, kami bisa jalan-jalan ke puskesmas yang jauh dari pusat kota! Kebetulan kelompok saya mendapatkan puskesmas di kecamatan Sumbang, dekat sekali dengan air terjun (curug). Pengalamannya sungguh luar biasa, selain kami melakukan survey kepada masyarakat di wilayah kerja puskesmas tersebut, kami juga menjadi semakin dekat dengan masyarakat. Inilah salah satu bukti implementasi visi Kedokteran Unsoed, untuk mencetak dokter desa, dokter yang dekat dengan masyarakat dan sumber daya pedesaan, namun berwawasan global dan siap meraih masa depan yang gemilang. Bonusnya, kelompok saya bisa jalan-jalan ke curug di akhir PL, hehehe... Alhamdulillah, blok ini mencetak banyak peraih nilai A, termasuk saya dan banyak sahabat lainnya.

Kelima : Blok BHL III
Bioethics and Health Law selalu menjadi penutup tiap semester, sejak semester dua hingga semester tujuh nanti. Sudah ketiga kalinya kami mendapatkan blok BHL, dan insya Allah hati nurani mahasiswa Kedokteran Unsoed menjadi semakin tajam untuk memahami kasus-kasus yang dilematis. Ada empat bahasan utama di blok ini, yaitu Vulnerability and Discrimination, Complementary and Alternative Medicine, Effective Teamwork, dan Equity in Healthcare. Bahasa gampangnya, kami membahas tentang diskriminasi yang terjadi di masyarakat, pengobatan tradisional, kerja tim, dan keadilan dalam pelayanan kesehatan. Blok ini sangat menyenangkan! Setelah tiga blok klinis dan satu blok CHEM yang kami lewati, blok ini serasa oase di gurun pasir. Moral games dan diskusi kelompok yang dihadirkan membuat penerapan materi yang kami dapat menjadi semakin baik. Mau contoh kasus dilematis? Saya kasih satu deh dengan perubahan secukupnya, hehe...  
Dalam sebuah rumah sakit, datang dua orang pasien. An. X sebagai salah satu pasien berusia 19 tahun, merupakan anak dari bupati yang bersifat adidaya dan menjadi salah satu donatur utama RS tersebut. X mengalami perdarahan kepala yang cukup masif. Pasien satunya adalah Bapak Y yang berusia 56 tahun. Bp. Y mengalami kerusakan hati dan mengalami perdarahan organ dalam. Bapak Y hanyalah seorang masyarakat miskin dengan empat orang anak dan seorang istri. Dokter UGD harus memutuskan akan memilih pasien yang mana yang ditangani, karena hanya satu pasien yang bisa ditangani dengan sarana dan prasarana yang ada di RS tersebut
Nah lho, bingung kan? Memang begitulah keadaan yang sebenarnya di masyarakat nanti. Oleh karena itu kemampuan kami dalam menganalisis kasus seperti ini harus diasah terus dengan menggunakan prinsip bioetika dan hukum kesehatan. Luar biasanya, blok dengan 1 SKS ini mencetak 85 peraih nilai A, top scorer banget deh. Saya alhamdulillah ikut terbawa gerombolan itu, hehehe... Semoga hasilnya berkah, aamiin...

Hal lain yang terjadi di semester ini
Alhamdulillah, di blok cardiovascular saya mengikuti seleksi mahasiswa berprestasi (mapres) sekaligus seleksi asisten laboratorium anatomi. Awalnya saya sama sekali tidak percaya diri mengikuti seleksi mapres fakultas, mengingat usia saya yang terlalu muda dan belum banyak pengalaman. Semua kandidat mapres di fakultas saya sudah menginjak tahun ketiga, alias angkatan 2010. Saya satu-satunya yang masih di tingkat dua, angkatan 2011. Namun, dosen dan staff kependidikan di kampus banyak yang mendukung dan memotivasi saya untuk tetap mengikuti seleksi ini. Baiklah, dengan segenap tekad dan mengucap bismillah, saya pun menjalani serangkaian tahap seleksinya. Hal yang paling sulit adalah membuat karya tulis ilmiah, karena saya baru pertama kalinya membuat KTI sendirian. Sebelumnya saya mengikuti lomba KTI dalam bentuk tim. Hmmm, sangat menantang. Alhamdulillah dosen pembimbing saya amat mendukung, memotivasi, dan benar-benar membimbing saya dari nol sampai jadi. Bahkan dosen-dosen lain turut membantu memberi masukan. Saya jadi ingat ada sebuah pepatah, "saat kamu bersungguh-sungguh, alam semesta akan membantu kamu", benar-benar luar biasa bantuan dari Allah swt... Singkat cerita, akhirnya tibalah hari penilaian mapres fakultas. Ada tiga hal yang dinilai yaitu presentasi KTI dalam bahasa indonesia, kemampuan presentasi KTI dalam bahasa inggris, serta wawancara tentang kegiatan non akademik. Beberapa waktu kemudian muncullah Surat Keputusan Dekan yang menyatakan saya menjadi juara pertama mapres fakultas. Alhamdulillah, ini benar-benar nikmat yang luar biasa.... Nah selanjutnya saat di seleksi universitas, saya kembali berhadapan dengan para senior dari 7 fakultas lain. Alhamdulillah saya menjadi juara tiga, lumayan banget buat seorang pemula untuk masuk tiga besar.
Seleksi anatomi yang saya ikuti bersama 18 kandidat lain juga menyimpan cerita yang cukup panjang. Mulai dari seleksi berkas, ujian tulis (yang soalnya sangat suliiiiiiit), ujian identifikasi, dan wawancara telah kami jalani bersama. Di antara kandidat asisten anatomi, kami sudah membuat ikatan kekeluargaan yang kuat, banyak sahabat saya yang mengikuti seleksi ini, sehingga kami merasa sangat dekat dengan semuanya. Kami harus membuat proposal peningkatan kualitas laboratorium, dan ternyata banyak proposal kami yang bisa dijalankan secara simultan. Bahkan saat wawancara dan tes psikologis, kami saling mendukung dan menyemangati. Begitu juga saat membuat video microteaching. Akhirnya saat pengumuman, hanya 12 orang diantara 19 kandidat yang terpilih. Alhamdulillah saya diterima bersama 11 kandidat lainnya. Namun, jujur saja, malam itu cukup berat, karena harus kehilangan 7 sahabat lain yang sudah berjuang bersama-sama selama lebih dari satu bulan. Yap, insya Allah keputusan ini adalah yang terbaik dari Allah swt. Semoga jalan kami untuk mengabdikan ilmu kami di laboratorium anatomi menjadi berkah buat kami, dan selalu bisa menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, aamiin ya rabbal alamiin...

Nah begitulah cerita saya di semester empat ini. Semoga menginspirasi untuk menjadi lebih baik ya, semoga sedikit catatan perjalanan saya ini bermanfaat bagi para pembaca sekalian. Terimakasih sudah membaca!

Wassalammu'alaikum wr. wb.